TUGAS ILMU
BUDAYA DASAR
MAKALAH INI DI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
DISUSUN
OLEH :
Nama : M Adam Fachrizal H
Kelas : 1IA14
NPM :
53417406
Dosen : Ismail Akbar Brahma
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas :
Teknologi Industri
MANUSIA DAN KEINDAHAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap
manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya
baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan
berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat
oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan
atau lokal.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan manusia?
2. Apa
yang dimaksud dengan keindahan?
3. Hakikat
dari keindahan?
4. Apa
hubungan manusia dengan keindahan?
5. Bagaimana
cara untuk mengetahui suatu keindahan?
C. Tujuan
Pembahasan
Tujuan
dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan dan
keterkaitan antara manusia dan keindahan. Mulai dari pengertian masing-masing
dan hubungan keduanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk
lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. Pengertian
Keindahan
Keindahan,
sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek
dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan
kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya
tidak indah.Keindahan atau keelokan merupakan
sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan
pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam
bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar
katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris
diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan
Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk
“keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah”
itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata
sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.”
Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam
(waktu) yang sepatutnya.”
C. Hakikat
dari Keindahan
Keindahan
adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk
yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut
luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan
2.
Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.
Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan
identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2
nilai yang penting dalam Keindahan :
1.
Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk
sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2.
Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang
merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan
disampaikan dalam suatu tarian.
Teori
estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni
karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena
keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif
dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi
pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
D. Hubungan
Manusia dengan Keindahan
Manusia
dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk
dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa,
seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari
suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti
tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena
dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan
kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia
yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan
tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu
adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan
yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang
mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
E. Cara untuk
Mengetahui Suatu Keindahan
1.
Renungan
Renungan
berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan
sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil
merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain
berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan
subyek.
2.
Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah
dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat,
bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada
suatuhal.
3.Kehalusan
Kehalusan
berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus
itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil
maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar
atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap
orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai
keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keindahan
pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa
keindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala
benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri
itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan
pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan adalah
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu
berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia. Manusia
diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab
itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang
dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat
berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan
dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.
MANUSIA DAN PENDERITAAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup di dunia ini pasti terkadang mengalami yang namanya pendertiaan. Tingkat
penderitaan yang dialami setiap manusia atau individu berbeda-beda. Ada yang ringan,
sedang dan berat sekalipun.
Begitulah realita hidup di dunia. Allah
sengaja memberikan penderitaan atau masalah kepada hambanya untuk menguji
diantara hambanya. Mana di antara hambanya tersebut yang bertakwa dan bersabar
terhadap masalah yang Allah berikan kepadanya. Sesuai dengan firman Allah di
dalam Al-Qur’an :
“...dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (Q.S Al-Baqarah;
177).
B.Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, sebagai berikut :
1.
Penderitaan
2.
Siksaan
3.
Kekalutan Mental
C.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui dan mamahami tentang manusia
dan penderitaan
2.
Untuk menegetahui pengertian, siksaan,
dan kekalutan mental
3.
Untuk menyelesaikan tugas dalam mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens,
berarti manuisa yang tahu, sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai mahluk lain).
Di dalam makahlah ini, kami akan
membahas beberapa sub materi dari Manusia dan Penderitaan. Sub materi tersebut,
yaitu Penderitaan, Siksaan, dan Kekalutan Mental.
A.Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita.
Derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menggung.
Penderita menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta.
Artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tak menyenangkan. Dengan
demikian, penderitaan merupakan lawan dari kesengangan atau kegembiraan.
Manusia terdiri daru dua aspek, yaitu
jasmani atau tubuh dan aspek rohani atau jwa. Kedua aspek itu, tidak dapat
dispisahkan, apabila salah satu aspek tersebut hilang dari diri manusia akan
terdapat dua pengertian yang berbeda, yaitu, tubuh tanpa jiwa dinamakan mayat,
sedangkan jiwa tanpa tubuh akan di sebut jin atau setan. Kemudian timbul
pertanyaan. Apakah yang dirasakan oleh tubuh juga mempengaruhi batin ?.
Berikut ini akan diberikan suatu
penggambaran tentang hubungan pendertiaan jasmani dan rohani.
Seorang gadis cantik putrid tunggal
seorang kaya mendapat kecelakaan sewaktu ngebut dengan mobil barunya. Kakinya
patah, tubuhnya menderita luka-luka berat, begitu pula dengan mukanya. Akibatnya
ia harus kehilangan kaki kanannya karena dipotong, tubuhnya penuh jahitan,
demikian juga dengan mukanya yang sebelumnya merupakan kebanggan dirinya dan
keluarganya. Setelah memperoleh kecelakaan dan selama berbulan-bulan di rumah
sakit, penderitaan jasmani sangan dirasakannya. Setiap hari erangan ksakitannya
selalu terdengan dan rintihannya pun tak kunjung padam karena ada syarafnya
yang terganggu. Lebih jauh dari itu, setelah sadar bahwa yang selama ini
dibanggakannya telah lenyap, akhirnya ia menderita batin. Ia merasa tidak
cantik lagi, selain itu kawan-kawan yang seblumnya akrab makin menjauh, ia
makin terasa terpencil dari pergaulan.
Sementara itu, selain dirinya,
keluarganya ikut menderita batin, karean anak kesayangan dan kebanggan yang
iharapkan sebagai generasi penerus dalam keluarga hilang jadinya. Terlebih,
setelah calon besarpun makin menjauh dan hendak memutuskan hubngan dengan anak
gadisnya, harta yang cukup banyak tidak mampu menyelamatkan mereka.
Berdasarkan contoh itu, sebaiknya kita
menyadari bahwa setiap orang, termasuk diri kita akan mengalami penderitaan.
Tentunya, bentuk dan sifat penderiataan itu tidak sama. Setiap orang akan
mendapatkan penderitaan yang bentuk dan sifatnya berbeda-beda.
Penderitaan merupakan salah satu risiko dalam
kehidupan yang telah digariskan oleh Yang Mahakuasa, di samping kesenangan atau
kebahagiaan yang diberikan kepada umatnya. Tetapi, semua itu diberikan bukan
tanpa rencanya. Tuhan menciptakan keduanya, terutama penderitaan atau kesedihan
dengan maksud agar manusia dalam keadaan bahagia atau sedih, senang atau
menderita, selalu ingat kepada-Nya. Hal itu lebih bersifat ujian. Tetapi, Tuhan
tidak pernah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia. Itulah
sebabnya, sebelum memberikan penderitaan, Tuhan memberikan tanda. Hanya saja,
mampukan manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang di berikan-Nya
Perkembangan dan penyebaran hasil
teknologi modern menyebabkan berita penderitaan meluas dengan cepat lewat
berbagai media massa. Berita sebab-sebab manusia menderita seperti kebakaran,
kelaparan, wabah penyakit, banjir silih berganti mengisi lembaran Koran, layar
tv, radio, dengan maksud agar kita semua menyelesaikan atau mendengarkan dan
ikut merasakan dan megalami dari kajauhan, demikian menurut sapardi joko
damono. Jelas bahwa penderitaan merupakan bagian terpenting dan menarik
perhatian media massa di mana pun. Hal itu disebabkan penderitaan merupakan
bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang akan mengalami penderitaan atau
musibah.
Penderitaan yang disiarkan melalui
berbagai media massa atau yang dialami sendiri uumnya menggugah hati manusia
untuk berbuat sesuatu. Perbuatan itu bermacam-macam sesuai dengan kerelaan,
sesanggupan, kemampuan, dan tekad yang ada padanya. Para dermawan segera
mengirimkan sumbangan untuk meringankan beban si penderita. Sukarelawan segara
bertindak membantu kesulitan yang dihadapi penderita. Pengurus organisasi
segera mengumpulkan sumbangan dari anggotanya untuk dikirim ke tempat-tempat
kejadian.
Dengan mempelajari berbagai kasus
penderitaan, manusia berarti mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan,
kesombongan orang, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat memperdalam dan
memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang
mempelajarinya.
Ditinjau dari sifatnya, penderitaan
dapat di bagi menjadi dua, yaitu penderitaan fisik dan penderitaan batin.
1. Penderitaan Fisik
Penderitaan fisik adalah perasaan yang
tidak menyenangkan yang di tanggung oleh badan/ jasmani seseorang. Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Sebabnya
munculnya penderitaan adalah :
1.
Penderitaan yang timbul disebabkan oleh
perbuatan orang lain
2.
Penderitaan yang timbul karena
siksaan/azab Tuhan
1.
Penderitaan Batin
Penderitaan batin adalah perasaan yang
tidak menyenangkan yang di hanya di rasakan di dalam hati atau perasaan yang
mengganggu pemikiran dan jiwa seseorang. Penderitaan batin bisa muncul
dikarenakan kehidupan sosial yang di alami oleh penderita.
B.Siksaan
Siksaan bersal dari kata dasar siksa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siksa berarti penderitaan (kesengsaraan
dan sebagainya); hukuman dengan cara di sengsarakan(disakiti). Sedangkan
siksaan berarti hasil menyiksa atau perlakuaan yang sewenang-wenang(seperti
menyakiti, menganiaya, dan sebagainya.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara introgasi unutk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagi
metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang di anggap
sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga
digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Berikut adalah contoh-contoh siksaan
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
2. Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita
akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ni dapat menimpa setiap manusia.
Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat
menghindarkan diri padanya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter juga
berkemungkinaan mengalaminya. Siksaan seperti ini terjadi atas kehendak Yang
Mahakuasa. Akan tetapi Allah menurutkan sebuah rasa sakit kepada hambanya yang
beriman bukan untuk menyiksa, melainkan sebagai penggugur dosa bagi yang
tertimpa rasa sakit.
“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa
gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan
bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan
dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Penganiayaan
Penganiayaan merupakan bentuk siksaan
fisik yang di alami oleh seseorang di sebabkan oleh orang lain. Seseorang
melakukan tindakan penganiayaan bisa di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti
hasad/dengki, Tamak, Emosi, ataupun Dendam.
C.Kekalutan Mental
Pengertian kekalutan mental merupakan
suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kakacauan dan kebingungan dalam
dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental
berarati seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tak tahu apa
yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak
jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental tak waras lagi atau gila.
Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya
mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua,
keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal ini
tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah :
1.
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan cara
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada
orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
3.
Kekalutan merupakan titidk patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental,
dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
1.
Kepribadian yang lemah
2.
Terjadinya konfilik sosial budaya
3.
Cara pematangan batin
Penderita kekalutan mental banyak
terdapat dalam lingkungan seperti :
1.
Kota-kota besar
2.
Anak-anak muda
3.
Wanita
4.
Orang yang tidak berguna
5.
Orang yang terlalu mengejar materi
Secara sederhana, kekalutan mental dapat
dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi, sehingga yang bersangkutan bertingkahlaku secara
kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan
ujian, menggigit-gigit pensil.
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan didalam makalah ini,
dapat kami simpulkan bahwa. Penderitaan merupakan hal yang pasti di alami oleh
setiap manusia. Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah yang bertakwa lebih
baik berserah diri dan bersabar dalam menghadapi setiap penderitaan atau
masalah yang Allah berikan kepada kita.
B.Kritik dan Saran
Makalah ini kami buat sebagai bahan
pembelajaran untuk kami semua. Karena kami masih belajar, mungkin didalam
pembuatan makalah ini masih ada yang kurang. Untuk itu kami akan senang hati
menerima kritikan dan saran dari pembaca tentang makalah yang kami buat ini.
Tentunya kritik dan saran yang pembaca
berikan akan kami gunakan untuk lebih menyempurnakan makalah yang akan kami
buat kedepannya
MANUSIA
DAN KEADILAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara ini
membutuhkan keadilan untuk bisa menata kembali kehidupan bernegaranya. Dalam
berbagai tayangan di televisi dapat kita lihat bahwa betapa tidak ada
jaminan kepastian akan hukum dan keadilan dalam berbagi ruang di negara kita,
contoh kasus yang begitu menarik kita adalah masalah penahanan mantan
Kabareskrim Susno Duadji, terkait kasus arwana yang sebenarnya belum jelas dan
tidak perlu untuk dilakukan penahanan. Kasus arwana ini sebenarnya masih
terkait dengan terkuaknya kasus penggelapan pajak oleh Gayus tambunan. Namun
sepertinya polisi lebih memilih untuk menyelesaikan kasus arwana terlebih
dahulu, daripada Gayus. Bagaimana dengan kasus sejenis yang menyangkut
penggelapan pajak dengan rasio yang lebih besar daripada Gayus ?
Pertanyaan ini semakin menghilang
dengan semakin kurang bergemanya kasus ini. Sama dengan kasus Century yang
semakin membungkam. Padahal sempat kasus ini menjadi top headline dari semua
pemberitaan di setiap media. Apakah selalu begini yang terjadi di indonesia ?
maksudnya, akankah setiap kasus yang booming menjadi pemberitaan di setiap
media tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa penyelesaian yang jelas ? mengapa
kita tidak pernah tuntas dalam menyelesaikan sebuah permasalahan ?
Pertanyaannya semakin berlanjut
bila kita ingat kembali beberapa kasus yang sempat menarik perhatian
khalayak, yaitu kasus dimana ada seseorang nenek yang terpaksa mencuri cokelat
dan dengan mudahnya langsung dipenjarakan. Lalu ada juga kasus 2 orang lelaki
yang terpaksa menginap di penjara hanya karena mencuri semangka. Apakah ini
yang disebut adil ? pembenahan seperti apakah yang harus kita lakukan agar
keadilan benar-benar bisa ditegakkan ?
Kasus-kasus kecil begitu mudahnya
diselesaikan, walaupun terkesan kurang adil, dan berlebihan. Sementara orang-orang
dengan kasus yang begitu besar, tidak terselesaikan, bahkan banyak dari mereka
yang keburu meninggal sebelum kasusnya diselesaikan. Sepertinya kita
membutuhkan pemimpin yang bukan hanya tegas, tetapi bisa mensinergiskan semua
kekuatan yang ada, baik dari kekuatan politik, militer, dan kekuatan yang
bersal dari aspirasi masyarakat sehingga fokus pada pembenahan tidak terpecah.
Yang selalu saya lihat adalah, begitu banyaknya kepentingan para elite yang
berkuasa sehingga sehingga sering kali terjadi tarik menarik kekuasaan, dan
politik saling menjatuhkan. Bentuk koalisi yang diadakan hanya sekedar sebagai
ajang untuk menarik kekuasaan, bukan sebagai penyatuan visi indonesia. DPR
bukanlah pencerminan dari apa yang diinginkan oleh masyarakat, melainkan aspirasi
partai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu arti keadilan dan macam-macamnya ?
2. Apa
itu arti dari kejujuran
3. Apa
itu arti dari kecurangan dan faktor apa yang
menimbulkan kecurangan itu ?
4. Apa
arti pemulihan nama baik itu ?
5. Apa
itu pembalasan ?
C. Tujuan
Agar kita sesama manusia bisa
berlaku adil dan selalu mengutamakan kejujuran, karna dengan kejujuran itu
keadilan mudah untuk di capai. Dan agar kita bisa memperlakukan hak dan
kewajiban secara seimbang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Keadilan
Menurut kamus
umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak
berat sebelah atau memihak manapun tidak sewenang-wenang. Sedangkan menurut
istilah keadilan adalah pengakuan dan perlakukan yang seimbang antara hak
dan kewajiban.
Keadilan
menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia,Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan
terlalu sedikit.
Kedua ujung tersebut menyangkut dua orang
atau benda. Dan kedua orang tersebut atau kedua benda tersebut harus
mepunyai porsi atau ukuran yang sama itu yang dinamakan adil dan jika tidak
seukuran itu namanya ketidal adilan. Arti mudahnya keadilan adalah tidah berat
sebelah atau bisa di sebut dengan sama.
Setiap kehidupan manusia dalam melakukan
aktivitas nya pasti pernah mengalami perlakuan yang tidak adil. Jarang sekali
kita mengalami perlakuan yg adil dari setiap aktivitas yang kita lakukan.
Dimana setiap diri manusia pasti terdapat suatu dorongan atau keinginan untuk
berbuat jujur namun terkadang untuk melakukan kejujuran itu sangatlah sulit dan
banyak kendala nya yang harus di hadapi, seperti keadaan atau situasi,
permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Menurut Plato,
keadilan merupakan proyeksi pada diri manusia sehingga orang yang
dikatakan adil adalah orang yang mengendalika diri dan perasaanya dikendalikan
oleh akal.
Menurut
secorates, keadilan merupakan proyeksi pada pemerintah karena pemerintah adalah
pemimpin pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Keadilan tercipta bilamana
warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
B. Makna Keadilan
Keadilan
memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan
juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang
yang bijaksana.
Sila Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha
Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun
dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah pancasila
menuntut umat beragama dan
kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Sila Kedua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan
memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia
serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk
menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap
terhadapnya.
sila Ketiga,
Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah
air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan
kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap
sesama warga negara.
Sila Keempat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarahan/perwakilan; mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan
ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara
tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai
dengan kedudukan masing-masing
sila Kelima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam
memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan
masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.
Ada berbagai macam keadilan yaitu :
1. Keadilan legal
atau keadilan moral
Yaitu
merupakan subtansi rohani umum dari masyarakat yang mebuat dan menjadi
kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan
pekerjaan yang menurut sifat dasamya paling cocok baginya (The man behind the
gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya
keadilan legal. Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi
tempat yang selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat.
Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan
fungsinya secara baik.
2. Keadilan
distributive
Yaitu keadilan ini akan
terlaksana apabila hal-hal yang sama dilakukan secara sama dan hal-hal yang
tidak sama diperlakukan tidak sama. (justice is done when equals are
treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5
tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi. yaitu
perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000.-
maka Budi harus menerima.
3. Keadilan
komutatif
Yaitu keadilan ini merupakan asa
pertahun dan ketertiban dalam masyarakat. Keadilan ini bertujuan
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles
pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam
rnasyarakat Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan
dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
C. Kejujuran
Jujur atau kejujuran berati apa
yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuranimya, jujur berarti juga
seseorang yang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama dan
hukum, untuk itu dutuntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang
dikatakan harus sama dengan perbuatanya.
Jujur berarti pula menepati janji
atau menepati sanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun apa
yang masih di dalam hati (niat). Jadi seseorang yang tidak menepati niatnya
berarti mendustai dirinya sendiri. Apabila niat itu terlahir dari kata-kata,
padahal tidak di tepati maka kebohonganya di saksikan oran lain.
Jujur memberikan keberanian dan
ketentraman hati, serta mensucikan, lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat menikammu, serta jangan pula
mendusta, walaupun dustamu menguntungkan.
D. Kekurangan
Kekurangan atau curang identik
dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun
tidak serupa benar,. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak
sesuai dengan hati nuraninya, atau orang itu memang dari hatinya sudah berbuat
curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
Beberapa faktor yang menimbulkan kecurangan,
antara lain :
1. Faktor ekonomi
Setiap orang berhak hidup layak
dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai
makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat rentan sekali dengan hal-hal
pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan fikirkan.
2. Faktor
peradaban dan kebudayaan
Peradaban dan kebudayaan sangat
mempengaruhi mentalitas individu yaqng terdapat didalamnya “system kebudayaan”
meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan
sikap mental yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat
ini memicu terjadinya pergeseran nurani, hamper pada setiap individu di
dalamnya sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakkan keadilan.
3. Faktor Teknis
Hal ini juga menentukan arah
kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri, terkadang untuk bersikap adil kitapun
mengedapankan aspek perasaan dan kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali
untuk dilakukan, atau bahkan mempertahankan kita sendiri harus melukai perasaan
orang lain.
E. Kecurangan
Kecurangan atau
curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan
licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari
hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha.
Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah,
tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap
sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita.
Jenis
kecurangan
Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan
menggambarkan setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk
mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Dua kategori yang utama
adalah pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva.
1. Pelaporan
Keuangan yang Curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji
atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu
para pemakai laporan keuangan itu. Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan,
tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba dengan mengabaikan utang usaha
dan kewajiban lainnya.
2. Penyalahgunaan
aktiva.
Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah
kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva
perusahaan sering kali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memerhatikan
materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil menggunung
seiring dengan berjalannya waktu.
F. Perhitungan (Hisab)
Di
negara kita ada suatu lembaga khusus yang menangani kejahatan yaitu POLISI,
disini polisi akan menyelidiki, dan mengungkap berbagai macam kasus kejahatan
yang di lakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dan yang
selanjutnya akan diserahkan kepengadilan untuk diproses menurut UUD.
Dalam islam kita kenal yaitu Yaumul hisab yaitu
hari perhitungan segala amal dan perbuatan kita semasa hidup kita didunia.
disini manusia yang telah meninggal akan di hitung semua amal baik dan buruknya
jika amal baiknya lebih banyak maka iya akan masuk surga dan jika amal buruknya
jauh lebih banyak maka akan masuk neraka. dan di neraka inilah segala perbuatan
jahat manusia di dunia akan di balas sesuai dengan banyaknya kejahatan mereka
didunia.
G. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama
orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga
dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi
orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebagaan batin yang tak ternilai
harganya. Penjagaan nama baik erat hubunganya dengn keadaan tingkah laku atau
perbuatan atau boleh dikatakan bahwa baik atau tidak baik adalah tingkah laku
atau perbuatanya.
Yang dimaksud tingkah laku dan
perbuatan itu antara lain : cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, ramah
tamah, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang
dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakikatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahanya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik,
manusia harus tobat atau meminta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya
dibibir, mewlainkan harus beratingkah laku yang sopan, ramah, berbuat norma
dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolng
dengan kasih saying, tanpa pamrih takwa kepada tuhan dan mempunyai sikap rela,
tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu di pupuk.
H. Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi
atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan
yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan
disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat pembalasan
yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan
yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan
makhluk social. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk
mewujudkan moral itu.
Bila manusia berbuat amoral,
lingkungannyalah yang menyebabkanya. Perbuatan amoral pada hakikatnya perbuatan
yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu
manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka
manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibanya itu. Mempertahakn hak dan
kewajiban itu adalah pemballasan.
I. Dampak Yang Terjadi Pada
Masyarakat
Dampak positif dari keadilan itu
sendiri dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi, karena ketika
seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk
bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dan dengan
cara itulah yang dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti
demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun.
Sedangkan dampak negatif nya
seperti protes oleh pihak yang kalah dengan menggunakan kekerasan, arogan
seperti pengrusakan fasilitas umum, bahkan memicu terjadinya tawuran karena
adanya rasa dendam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keadilan meruapakan pengakuan dan
perbuatan yang seimbang antara hak dan kewajiban, tidak semihak sebelah ataupun
tidak sewenang-wenang.
Kejujuran berarti apa yang
dikatakan seseorang itu sesuai dengan hati nuraninya dan kenyataan yang benar.
Kecurangan apa yang dilakukanya tidak sesuai dengan hati nuraninya. Pembalasan
suatu reaksi atas perbuatan orang lain, baik berupa perbuatan yang serupa
ataupun tidak.
B. Saran
Janganlah kita berlaku
tidak adil terhadap orang lain. Karena dengan berlaku adil kita
bisa mencapai ketentraman dan kemakmuran antar sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Ahmad
Mustafa,1998,IBD Ilmu Budaya dasar, CV PUSTAKASETIA
Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat, PT Gramedia Pustaka Utama
https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
https://terangsaja.wordpress.com/2014/12/28/contoh-contoh-bentuk-penderitaan-siksaan-dan-kekalutan-mental-dalam-kehidupan-sehari-hari-tulisan-iii/
http://risnhayani.blogspot.co.id/2013/05/tindak-pidana-penganiayaan.htm
Notowidagdo, rohiman, haji, Ilmu
Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadist, rajawali pers, Jakarta, 2000
Mustofa, ahmad,
Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia, solo,1997
Http/www.carin4mzil.blayspot.com